Kebahasaan: Konjungsi, Klausa, dan Kata Kerja

Konjungsi

Pada umumnya, berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna:

  1. penambahan (contoh: dan, atau),
  2. perbandingan (contoh: tetapi, sementara),
  3. waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan
  4. sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).

Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna:

  1. penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut),
  2. perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain),
  3. waktu (contoh: pertama, kedua …., kemudian, lalu, berikutnya), dan
  4. sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).

Di dalam teks, penggunaan konjungsi eksternal dan internal sering berhubungan dengan genre (jenis teks) yang digunakan. Konjungsi internal paling sering digunakan di dalam genre eskposisi, diskusi, atau eksplorasi. Hal ini terjadi karena ketiga genre tersebut secara utuh merupakan ekspresi pengungkapan gagasan dengan argumentasi. Di pihak lain, konjungsi eksternal banyak digunakan pada genre laporan, deskripsi, eksplanasi, rekon, dan prosedur. Hal ini terjadi karena kelima genre itu merupakan pengungkapan deksripsi peristiwa dan kualitas.

Baca lebih lanjut

– Esai: Cerita yang Bergelut dengan Bahasa

Agus Noor_files

Bila penyair menemukan bahasa, maka pengarang menciptakan sebuah dunia melalui bahasa. Dunia itu ialah dunia fiktif, dunia yang penuh dan utuh sebagai sebah fiksi. Maka, pengarang sesungguhnya bekerja dan bergelut dengan bahasa. Cara bercerita seorang pengarang pada akhirnya memang memperlihatkan cara pengarang itu memperlakukan bahasa dan bagaimana ia, secara “idiologis”, meyakini “bahasa cerita”-nya. Inilah yang akhirnya memperlihatkan orientasi estetis seorang pengarang. Apa yang diperlihatkan para cerpenis mutakhir Indonesia dalam memperlakukan bahasa, sesungguhnya bisa memberi tahu: ke mana sesungguhnya arah pertumbuhan cerpen kita. Bahwa cerita, pada akhirnya, mesti menjadi ekspresi naratif sekaligus juga menjadi wacana yang menyediakan keterlimpahan makna

agus-noor-blog-2.jpg
Pikiran-pikiran itu, menandai kajian Agus Noor tentang cerpen-cerpen Indonesia paling mutakhir, yang disampaikannya pada Konggres Cerpen Indonesia di Balikpapan, Oktober 2007 lalu. Agus Noor kemudian menyusun dan menuliskan kembali pikiran-pikirannya itu, sebagaimana selengkapnya berikut ini…

Lihat pos aslinya 1.926 kata lagi

– Cerpen: Kartu Pos dari Surga

Agus Noor_files

Saya teringat kembali cerpen ini, ketika membaca berita pesawat Boeing 777 maskapai penerbangan Malaysia Airlines, hilang — yang sampai tulisan ini saya posting, belom jelas kabarnya. Di duga hilang di Samudera HIndia. Ini cerpen lama saya, ada di buku antologi cerpen Pilihan Kompas 2008 dan juga masuk dalam buku cerpen-cerpen terbai Indonesia Penas Kencana tahun 2009. Kemudian saya masukkan dalam buku Sepotong Bibir paling Indah di Dunia. Saya pernah munuliskan pula, bagaimana proses cerpen ini saya selesaikan.

Kartu Pos 5

KARTU POS DARI SURGA

Mobil jemputan sekolah belum lagi berhenti, Beningnya langsung meloncat menghambur. “Hati-hati!” teriak sopir. Tapi gadis kecil itu malah mempercepat larinya. Seperti capung ia melintas halaman. Ia ingin segera membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia sudah sibuk membayang-bayangkan: bergambar apakah kartu pos Mama kali ini? Hingga Bu Guru menegurnya karena terus-terusan melamun.

Lihat pos aslinya 1.249 kata lagi

[Master Post] Tantangan Buku 2015

Ciee yang baru punya blog di 2015 :> (ngelirik diri sendiri) Meskipun masih dilema antara bakal ngejadiin blog buku atau blog curhat, yang jelas saya gak akan melewatkan rombongan challenge yang datang di tahun baru ini. Dari sekian banyak yang menggiurkan, saya cuma milih beberapa, menilik jadwal saya yang sok padat, apalagi pertengahan tahun nanti (insyaAllah) bakal jadi anak kelas 3. Dannn, inilah mereka:

1: Around The World 2015
Paling excited sama tantangan yang satu ini! Peserta ditantang untuk menandakan tiap-tiap tempat yang jadi latar buku yang mereka baca di google map (atau boleh peta lain). Seru, sekalian ngapalin tempat-tempat di bumi ini.

2: Goodreads Reading Challenge 2015
Challenge paling inti yang gak akan aku lewatkan apa pun yang terjadi. Target tahun ini 52 buku (gak beranjak dari yang tahun lalu), dengan rencana 1 buku/minggu, tapi terbukti gagal sejak minggu pertama.

3: Islamic Reading Challenge 2015
Target saya 12 buku, dengan asumsi 1 buku per bulannya. Semoga bisa berjalan berdampingan dengan tantangan nonfiksi. Kalo ga… ya seperti biasa, bacanya novel fiksi lagi, heuheu.

4: Lucky No. 15 Reading Challenge
Yang ini juga menarik. Tantangannya macem-macem, ada 15: buku tebel, buku baru, buku lama, buku pinjem, buku gratisan, dan lain-lain. Lumayan untuk memperluas kategori bacaan dan mempertahankan semangat baca. Target saya: 15 buku, 1 buku untuk 1 tantangan #hemat.67:

5: Receh untuk Buku 2015
Ini termasuk tantangan buku kan ya? Anggap aja iya. Seperti namanya, peserta tantangan ini harus rajin nabungin recehannya. Nanti, di akhir tahun, recehannya dihitung dan waktunya belanja!

6: Yuk, Baca Buku Non Fiksi!
Yuuuk! Mumpung banyak buku nonfiksi yang cuma jadi pajangan di rumah. Saya cuma berani pasang target 10 buku.

Rumah Baru untuk Receh

Receh. Sesuatu  yang sangat akrab di kehidupan sehari-hari. Menggenapkan Rp999.900,- menjadi satu juta rupiah. Tapi, apa arti sesungguhnya dari kata ‘receh’? KBBI mengartikan uang receh sebagai uang kecil. ‘Kecil’ macam apa yang dimaksud di sini? Saya kurang paham. Ukurankah? Kalo begitu, seratus ribu pun bisa terhitung receh jika dilipat jadi kecil:(

Kalau saya sendiri mengidentikkan uang receh sebagai uang koin. Selain ukurannya yang mini, nominalnya pun tidak tinggi (hanya berlaku di Indonesia). Kebanyakan orang menganggap remeh receh (berima yey). Seperti pelanggan danus yang ga mau dapet kembalian receh. Seperti pengemis/pengamen yang mengeluh cuma dikasih Rp200,-. Seperti mang angkot kemarin yang ngelempar koin Rp200,- dari penumpangnya karena bayarnya kurang. Sejenis itulah. Receh-receh yang saya miliki umumnya hanya berakhir sebagai pengisi dompet koin yang nggak pernah dibelanjakan. Barangkali ada yang umurnya sudah tahunan. Tapiiii, sekarang kumpulan koin itu punya pekerjaan baru:

Receh untuk Buku 2015

Baca lebih lanjut

Orange

Orange Volume 1: Surat dari Masa Depan

4 – Sangat suka

orange (TAKANO Ichigo) volume 1 indonesiaJudul: orange vol. 1
Judul lain: Orange (TAKANO Ichigo), Orenji (TAKANO Ichigo), オレンジ (高野苺)
Jenis: Manga
Penulis/artis: Ichigo Takano
Penerbit: PT Gramedia (m&c!)
Tahun terbit: 2014 (Cetakan pertama)
Alih bahasa: Andithy Crista
Penyunting: Vina Marlia
Grafis: Ikmal Aldwinsyah
Genre: Drama, misteri, romansa, kehidupan sekolah, penggalan kehidupan, supernatural, tragedi
Kategori usia: Remaja
Tebal: 224 halaman (4 chapter utama, 1 chapter cerita tambahan, dan 2 halaman ucapan terima kasih penulis)
ISBN: 9786022668039
Harga: Rp25.000,00
Sinopsis: Musim semi saat kelas 2 SMA, aku menerima surat dari diriku yang ada di 10 tahun mendatang. Di situ tertulis “aku nggak ingin kamu menyesal seperti diriku”. Itulah permohonan untuk Naho yang berumur 16 tahun…
Other Story: Spring Colored Astronaut

Lihat buku ini di Goodreads | Lihat serial ini di Baka-Updates | Baca serial ini di Crunchyroll (Bahasa Inggris)

Baca lebih lanjut